Sudahkah Kita Bersikap Jujur?

Rasulullah Saw. bersabda:

(عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّ اِنَّ الْبِرِّيَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ (رواه البخارى ومسل

Artinya : “Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya jujur itu membawa Kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Perilaku jujur adalah perilaku yang mulia. Namun di zaman sekarang ini, perilaku ini amat sulit kita temukan. Lihat saja bagaimana kita jumpai di kantoran, di pasaran, di berbagai lingkungan kerja, perilaku jujur ini hampir saja usang. Lihatlah di negeri ini pengurusan birokrasi yang seringkali dipersulit dengan kedustaan sana-sini, yang ujung-ujungnya bisa mudah jika ada uang pelicin. Lihat pula bagaimana di pasaran, para pedagang banyak bersumpah untuk melariskan barang dagangannya dengan promosi yang penuh kebohongan.
Jujur berarti berkata yang benar yang bersesuaian antara lisan dan apa yang ada dalam hati. Jujur juga secara bahasa dapat berarti perkataan yang sesuai dengan realita dan hakikat sebenarnya. Kebalikan jujur itulah yang disebut dusta.
Dalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
Bagi para pelajar, tentunya kita sering merasakan ingin mendapat nilai yang bagus dalam ulangan. Namun terdapat segelintir orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapat nilai yang baik. Hal ini tidaklah dibenarkan dalam agama. Apakah pernah hati kita merasa salah saat melakukan kecurangan ? Yang membuat miris adalah kita mengetahui bahwa berbuat kecurangan itu dosa, tapi kita tetap melakukannya. Kita mengaku bahwa kita beriman kepada Allah, berarti kita wajib meyakini sifat Allah yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
Tidakkah kita takut akan api neraka yang menyala-nyala? Yang disediakan Allah bagi orang-orang yang berbuat dosa. Berbuat curang (dusta) merupakan salah satu ciri orang munafik. Jika kita berbuat dusta, sama saja menipu diri kita sendiri. Hidup ini adalah sebuah pilihan, kita yang mengarahkan diri ini menuju ke arah yang mana. Dan perlu kita ingat bahwa Syaitan adalah musuh besar manusia yang selalu menjerumuskan kita dalam kubangan dosa.
Kejujuran akan membawa ketenangan dan keberkahan dalam hidup kita. Sedangkan dusta, hanya akan membawa kegelisahan dan kesengsaraan dalam hidup kita. Marilah kawan-kawan, kita tanamkan sikap jujur dalam hati kita. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *